TRADISI HAJATAN DESA GEMBLENGAN
DESA GEMBLENGAN Awal mula terjadinya desa Gemblengan adalah,
pada jaman dahulu ada sorang kiyai yang bernama Simbah Kiyai Gembleng.
Beliaulah yang pertama kali menemukan tempat tersebut, dan dijadikanlah sebuah
nama Desa Gemblengan. (untuk lebih detail belum ada keterangan yang lebih
kongkrit). Di desa Gemblengan ada beberapa adat_istiadat yang sampai sekarang
masih di selenggarakan ketika ada suatu hajatan tertentu. Dan biasanya
diselenggarakan setiap tahun adalah pada saat bulan Maulud , yang di sebut upacara
“ Merti Dusun” dan “ Ngruwat Bumi”. Kadang Upacara tersebut hanya dilakaukan
secara sepi ( hanya sederhana ) dan kadang pula diselenggarakan secara ramai,
seperti di adakan pengajian, hiburan wayang kulit dll. Dalam upacara “ Merti
Dusun” ada beberapa macam hidangan yang disebut sesaji. Sesaji artinya: 1.
Sebagai perwujudan hormat kepada pepunden ( para pejuang jaman dahulu ) 2.
Hormat kepada para sesepuh & kasepuhan / para leluhur yang bubak ( membuka
) dusun Gemblengan 3. Adalah nyati ( mengormati ) para pepunden setanah Jawa
Berikut adalah 8 macam dan arti dari rupa sesaji yang ada pada upacara “merti
dusun” 1. Golong 4 : Ngabekti ( hormat ) kepada penemu desa Gemblengan 2.
Golong Milang Jenjem : Menghormati Neptu Dina ( itungan hari ) 3. Ambeng 2 (
Bucu 2 ) : Menghormati para pejuang yang telah gugur 4. Bubur : memongi (
menghormati ) saudara kita pada saat lahir dalam bahasa jawa adalah Kakang
Kawah dan Adi Ari-Ari 5. Bucu Rosulan : Ngrosul ( hajatan ) 6. Jajan Pasar (
Rakan ) : Menghormati para penjaga jalan 7. Buah – buahan komplit : Hormat para
leluhur di tempat Pesucen ( Tempat suci ) 8. Wedang Jembawut : Hormat kepada
yang Maha Kuasa , moho9n ampunan segala dosa, agar semua hajatan bisa
terlaksana dan diampuni segala dosa –dosanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar