Selasa, 16 Desember 2014

FONOLOGI


Ilmu yang mempelajari seluk-beluk bunyi bahasa serta merumuskannya secara teratur dan sistematis tersebut dinamakan fonologi (phone: bunyi; logos: ilmu). Istilah fonologi di Indonesia menunjuk pada pengertian studi bunyi bahasa secara umum sebab fonologi masih dibagi kedalam dua bidang telaah, yaitu fonemik dan fonetik.
Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan-runtutan bunyi bahasa disebut fonologi, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon yang artinya bunyi dan logi artinya ilmu. Menurut hirarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya. Fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik, secara umum fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Fonemik menitikberatkan perhatiaannya kepada ciri fungsional, yakni berfungsi membedakan arti. Di Amerika istilah fonologi menunjuk pada pengertian studi bunyi bahasa menurut fungsinya. Jadi fonologi sama dengan fonetik.
Sebagai bidang linguistik (ilmu bahasa), fonemik dan fonetik secara praktis sulit untuk dipisahkan, karena itu setiap pembicaraan mengenai fonemik tidak bisa terlepas dari fonetik, demikian juga sebaliknya. Namun, bagi kepentingan penelitian , keduanya harus dibatasi karena keduanya memiliki objek penelitian yang bisa dibedakan.
Contoh:
Bunyi [i] yang terdapat pada kata [intan], [angin], dan [batik] adalah tidak sama.
Bunyi [p] yang terdapat pada kata [pace], [space],  dan [map] adalah tidak sama.
Ketidaksamaan tersebut yang menjadi objek kajian fonetik. Dalam kajiannya, fonetik berusaha mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjeaskan sebab-sebabnya. Sebaliknya, perbedaan bunyi [p] dan [b] yang terdapat pada kata [paru] dan [baru] adalah yang menjadi contoh sasaran studi fonemik, sebab perbedaan bunyi [p] dan [b] itu menyebabkan berbedanya makna [paru] dan [baru].

Apa bedanya fonetik dan fonemik?
FONETIK
Di bawah payung Fonologi, terdapat dua cabang ilmu yang masing-masingnya merupakan kajian berbeda. Yang satu bernama fonetik dan yang satu lagi bernama fonemik. Secara sekilas, istilah ini memang mirip sehingga sering dirancukan penggunaannya oleh orang awam tetapi bagi linguis, kedua ilmu ini adalah dua ilmu yang berbeda sehingga perlu dipahami betul-betul pengertian dan cakupannya agar tidak terjadi salah kaprah.
Fonetik adalah ilmu yang mempelajari produksi bunyi bahasa. Ilmu ini berangkat dari teori fisika dasar yang mendeskripsikan bahwa bunyi pada hakikatnya adalah gejala yang timbul akibat adanya benda yang bergetar dan menggetarkan udara di sekelilingnya. Oleh karena bunyi bahasa juga merupakan bunyi, bunyi bahasa tentunya diciptakan dari adanya getaran suatu benda yang menyebabkan udara ikut bergetar. Perbedaan antara bunyi bahasa dengan bunyi lainnya menurut fonetik adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran alat-alat ucap manusia sedangkan bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda selain alat ucap manusia. Namun demikian, pada dasarnya deskripsi bunyi bahasa fonetik ini masih kurang lengkap sehingga akan dilengkapi oleh deskripsi bunyi bahasa menurut fonemik.
Dalam fonetik, bunyi bahasa dianggap setara dengan bunyi, yaitu sebuah gejala fisika yang dapat diamati proses produksinya. Fonetik memang berorientasi dalam deskripsi produksi bunyi bahasa serta cara-cara yang dapat mengubah bunyi bahasa itu dalam produksinya. Oleh karena itu, fonetik bertugas mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat di dalam suatu bahasa. Salah satu contoh konkretnya adalah identifikasi bunyi-bunyi kontoid dan vokoid dalam suatu bahasa.
FONEMIK
Fonemik sendiri adalah ilmu yang mempelajari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna. Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang diucapkan manusia itu berupa runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi dalam deretan itu dapat mengakibatkan perubahan makna. Perubahan makna yang dimaksud bisa berganti makna atau kehilangan makna. Contoh:
b          a          b          i           ‘binatang berkaki empat’
↓                     ↓                      
p          a          p          i           sebutan lain untuk ayah
Pada contoh di atas, kata babi memiliki dua konsonan [b] yang menjadi awal suku kata pertama dan kedua sedangkan kata papi memiliki konsonan [p] sebagai awal suku kata pertama dan keduanya. Selain kedua bunyi itu, bunyi lainnya dan posisi/urutan bunyi lain itu sama. Perbedaan bunyi [b] dan [p] pada posisi/urutan yang sama dapat mengubah makna kata, inilah yang dikaji oleh fonemik.
Ada trik lain untuk mengenali suatu kajian merupakan fonetik atau fonemik, yaitu melalui istilah yang digunakan untuk menyebut bunyi bahasa. Fonetisi, para ahli fonetis, cenderung menggunakan istilah fon untuk satuan bunyi bahasa dan nama vokoid-kontoid-semivokoid untuk kategori fon. Untuk fonemik, para ahli menggunakan istilah fonem dan vokal-konsonan-semivokal.
Sumber pustaka:
Chaer, Abdul.2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Marsono. 1989. Fonetik. yogyakarta: Universitas Gagjah Mada



Tidak ada komentar:

Posting Komentar