Ilmu
yang mempelajari seluk-beluk bunyi bahasa serta merumuskannya secara teratur
dan sistematis tersebut dinamakan fonologi (phone: bunyi; logos: ilmu). Istilah
fonologi di Indonesia menunjuk pada pengertian studi bunyi bahasa secara umum
sebab fonologi masih dibagi kedalam dua bidang telaah, yaitu fonemik dan
fonetik.
Bidang
linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan-runtutan
bunyi bahasa disebut fonologi, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon
yang artinya bunyi dan logi artinya ilmu. Menurut hirarki satuan bunyi yang menjadi
objek studinya. Fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik, secara umum
fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi
bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai
pembeda makna. Fonemik menitikberatkan perhatiaannya kepada ciri fungsional,
yakni berfungsi membedakan arti. Di Amerika istilah fonologi menunjuk pada
pengertian studi bunyi bahasa menurut fungsinya. Jadi fonologi sama dengan
fonetik.
Sebagai
bidang linguistik (ilmu bahasa), fonemik dan fonetik secara praktis sulit untuk
dipisahkan, karena itu setiap pembicaraan mengenai fonemik tidak bisa terlepas
dari fonetik, demikian juga sebaliknya. Namun, bagi kepentingan penelitian ,
keduanya harus dibatasi karena keduanya memiliki objek penelitian yang bisa
dibedakan.
Contoh:
Bunyi
[i] yang terdapat pada kata [intan], [angin], dan [batik] adalah tidak sama.
Bunyi
[p] yang terdapat pada kata [pace], [space],
dan [map] adalah tidak sama.
Ketidaksamaan
tersebut yang menjadi objek kajian fonetik. Dalam kajiannya, fonetik berusaha
mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjeaskan sebab-sebabnya.
Sebaliknya, perbedaan bunyi [p] dan [b] yang terdapat pada kata [paru] dan
[baru] adalah yang menjadi contoh sasaran studi fonemik, sebab perbedaan bunyi
[p] dan [b] itu menyebabkan berbedanya makna [paru] dan [baru].
Apa
bedanya fonetik dan fonemik?
FONETIK
Di
bawah payung Fonologi, terdapat dua cabang ilmu yang masing-masingnya merupakan
kajian berbeda. Yang satu bernama fonetik dan yang satu lagi bernama fonemik.
Secara sekilas, istilah ini memang mirip sehingga sering dirancukan penggunaannya
oleh orang awam tetapi bagi linguis, kedua ilmu ini adalah dua ilmu yang
berbeda sehingga perlu dipahami betul-betul pengertian dan cakupannya agar
tidak terjadi salah kaprah.
Fonetik
adalah ilmu yang mempelajari produksi bunyi bahasa. Ilmu ini berangkat dari
teori fisika dasar yang mendeskripsikan bahwa bunyi pada hakikatnya adalah
gejala yang timbul akibat adanya benda yang bergetar dan menggetarkan udara di
sekelilingnya. Oleh karena bunyi bahasa juga merupakan bunyi, bunyi bahasa
tentunya diciptakan dari adanya getaran suatu benda yang menyebabkan udara ikut
bergetar. Perbedaan antara bunyi bahasa dengan bunyi lainnya menurut fonetik
adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran alat-alat ucap manusia sedangkan
bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda selain alat ucap manusia. Namun
demikian, pada dasarnya deskripsi bunyi bahasa fonetik ini masih kurang lengkap
sehingga akan dilengkapi oleh deskripsi bunyi bahasa menurut fonemik.
Dalam
fonetik, bunyi bahasa dianggap setara dengan bunyi, yaitu sebuah gejala fisika
yang dapat diamati proses produksinya. Fonetik memang berorientasi dalam
deskripsi produksi bunyi bahasa serta cara-cara yang dapat mengubah bunyi
bahasa itu dalam produksinya. Oleh karena itu, fonetik bertugas mendeskripsikan
bunyi-bunyi bahasa yang terdapat di dalam suatu bahasa. Salah satu contoh
konkretnya adalah identifikasi bunyi-bunyi kontoid dan vokoid dalam suatu
bahasa.
FONEMIK
Fonemik
sendiri adalah ilmu yang mempelajari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna.
Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang diucapkan manusia itu berupa
runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi dalam deretan itu dapat
mengakibatkan perubahan makna. Perubahan makna yang dimaksud bisa berganti
makna atau kehilangan makna. Contoh:
b a b i ‘binatang
berkaki empat’
↓ ↓
p a p i sebutan
lain untuk ayah
Pada
contoh di atas, kata babi memiliki dua konsonan [b] yang menjadi awal suku kata
pertama dan kedua sedangkan kata papi memiliki konsonan [p] sebagai awal suku
kata pertama dan keduanya. Selain kedua bunyi itu, bunyi lainnya dan
posisi/urutan bunyi lain itu sama. Perbedaan bunyi [b] dan [p] pada
posisi/urutan yang sama dapat mengubah makna kata, inilah yang dikaji oleh
fonemik.
Ada
trik lain untuk mengenali suatu kajian merupakan fonetik atau fonemik, yaitu
melalui istilah yang digunakan untuk menyebut bunyi bahasa. Fonetisi, para ahli
fonetis, cenderung menggunakan istilah fon untuk satuan bunyi bahasa dan nama
vokoid-kontoid-semivokoid untuk kategori fon. Untuk fonemik, para ahli menggunakan
istilah fonem dan vokal-konsonan-semivokal.
Sumber
pustaka:
Chaer,
Abdul.2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Marsono.
1989. Fonetik. yogyakarta: Universitas Gagjah Mada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar